BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Wednesday, March 9, 2011

Pentingnya Bermazhab.

Mazhab secara bahasa artinya adalah tempat untuk pergi. Berasal dari kata zahaba - yazhabu - zihaaban . Mahzab adalah isim makan dan isim zaman dari akar kata tersebut.

Sedangkan secara istilah, mazhab adalah sebuah metodologi ilmiyah dalam mengambil kesimpulan hukum dari kitabullah dan Sunnah Nabawiyah. Mazhab yang kita maksudnya di sini adalah mazhab fiqih.

Mazhab Tidak Hanya Empat Saja

Sesungguhnya mazhab fiqih itu bukan hanya ada 4 saja, tetapi masih ada banyak lagi yang lainnya. Bahkan jumlahnya bisa mencapai puluhan. Namun yang terkenal hingga sekarang ini memang hanya 4 saja. Padahal kita juga mengenal mazhab selain yang 4 seperti mazhab Al-Ibadhiyah yang didirikan oleh Jabir bin Zaid , juga mazhab Az-Zaidiyah yang didirikan oleh Zaid bin Ali Zainal Abidin , juga ada mazhab Azh-Zahiriyah yang didirikan oleh Daud bion Ali Azh-Zhahiri dan mazhab-mazhab lainnya.

Sedangkan yang kita kenal 4 mazhab sekarang ini adalah karena keempatnya merupakan mazhab yang telah terbukti sepanjang zaman bisa tetap bertahan, padahal usianya sudah lebih dari 1.000 tahun. Al-Hanafiyah, Al-Malikiyah, Asy-Syafi’iyah dan Al-Hanabilah adalah empat dari sekian puluh mazhab yang pernah berkembang di masa kejayaan fiqih dan mampu bertahan hingga sekarang ini. Di dalamnya terdapat ratusan tokoh ulama ahli yang meneruskan dan melanggengkan mazhab gurunya. Dan masing-masing memiliki pengikut yang jumlahnya paling besar, serta mampu bertahan dalam waktu yang sangat lama.

Para ulama mazhab itu kemudian menulis kitab yang tebal-tebal dalam jumlah yang sangat banyak, kemudian diajarkan kepada banyak umat Islam di seluruh penjuru dunia. Kitab-kitab itu sampai hari ini masih dipelajari di berbagai perguruan tinggi Islam, seperti di Al-Azhar Mesir, Jami’ah Islamiyah Madinah, Jami’ah Al-Imam Muhammad Ibnu Suud Riyadh, Jamiah Ummul Qura Mekkah dan di berbagai belahan dunia Islam lainnya. Bahkan di Al-Azhar dibuka fakultas Syariah dengan jurusan dari masing-masing mazhab yang empat itu.

Sementara puluhan mazhab lainnya mungkin terlalu sedikit pengikutnya, atau tidak punya ulama yang sekaliber pendirinya yang mampu meneruskan kiprah mazhab itu, atau tidak mampu bertahan bersama bergulirnya zaman. Sehingga banyak diantaranya yang kita tidak mengenalnya, kecuali lewat kitab-kitab klasik yang menyiratkan adanya mazhab tersebut di zamannya.

Buku mereka sendiri mungkin sudah lenyap dari muka bumi, atau barangkali ikut terbakar ketika pasukan Mongol datang meratakan Baghdad dengan tanah. Sebagian yang masih tersisa mungkin malah disimpan di musium di Eropa. Memang sungguh sayang sekali, ilmu yang pernah ditemukan dan berkembang besar, kemudian lenyap begitu saja di telan bumi.

Pentingnya Bermazhab

Banyak orang salah sangka bahwa adanya mazhab fiqih itu berarti sama dengan perpecahan, sebagaimana berpecah umat lain dalam sekte-sekte. Sehingga ada dari sebagian umat Islam yang menjauhkan diri dari bermazhab, bahkan ada yang sampai anti mazhab.

Penggambaran yang absurd tentang mazhab ini terjadi karena keawaman dan kekurangan informasi yang benar tentang hakikat mahzab fiqih. Kenyataannya sebenarnya tidak demikian. Mazhab-mazhab fiqih itu bukan representasi dari perpecahan atau pereseteruan, apalagi peperangan di dalam tubuh umat Islam.

Sebaliknya, adanya mazhab itu memang merupakan kebutuhan asasi untuk bisa kembali kepada Al-Quan dan As-Sunnah. Kalau ada seorang bernama Mas Paijo, mas Paimin, mas Tugirin dan mas Wakijan bersikap yang anti mazhab dan mengatakan hanya akan menggunakan Al-Quran dan As-Sunnah saja, sebenarnya mereka masing-masing sudah menciptakan sebuah mazhab baru, yaitu mazhab Al-Paijoiyah, Al-Paiminiyah, At-Tugiriniyah dan Al-Wakijaniyah.

Sebab yang namanya mazhab itu adalah sebuah sikap dan cara seseorang dalam memahami teks Al-Quran dan As-Sunnah. Setiap orang yang berupaya untuk memahami kedua sumber ajaran Islam itu, pada hakikatnya sedang bermazhab. Kalau tidak mengacu kepada mazhab orang lain yang sudah ada, maka minimal dia mengacu kepada mazhab dirinya sendiri. Walhasil, tidak ada di dunia ini orang yang tidak bermazhab. Semua orang bermazhab, baik dia sadari atau tanpa disadarinya.

Lalu bolehkah seseorang mendirikan mazhab sendiri?

Jawabnya tentu saja boleh, asalkan dia mampu meng-istimbath sendiri setiap detail ayat Al-Quran dan As-sunnah. Kalau kita buat sedikit perumpamaan dengan dunia komputer, maka adanya mazhab-mazhab itu ibarat seseorang dalam berkomputer, di mana setiap orang pasti memerlukan sistem operasi . Tidak mungkin seseorang menggunakan komputer tanpa sistem operasi, baik Windows, Linux, Mac OS atau yang lainnya. Adanya beragam sistem operasi di dunia komputer menjadi hal yang mutlak bagi setiap user, sebab tanpa sistem operasi, manusia hanya bicara dengan mesin.

Kalau ada orang yang agak eksentrik dan bertekad tidak mau pakai Windows, Linux, Mac Os atau sistem operasi lain yang telah tersedia, tentu saja dia berhak sepenuhnya untuk bersikap demikian. Namun dia tentu perlu membuat sendiri sistem operasi itu, yang tentunya tidak terlalu praktis.

Apalagi buat orang-orang kebanyakan, rasanya terlalu mengada-ada kalau harus membuat dulu sistem operasi sendiri. Bahkan seorang programer level advance sekalipun belum tentu mau bersusah payah melakukannya. Buat apa merepotkan diri bikin sistem operasi, lalu apa salahnya sistem operasi yang sudah tersedia di pasaran. Tentu masing-masingnya punya kelebihan dan kekurangan. Tapi yang jelas, akan menjadi sangat lebih praktis kalau kita memanfaaatkan yang sudah ada saja.

Sebab di belakang masing-masing sistem operasi itu pasti berkumpul para maniak dan geek yang bekerja 24 jam untuk kesempurnaan sistem operasinya.

Demikian juga dengan ke-4 mazhab yang ada. Di dalamnya telah berkumpul ratusan bahwa ribuan ulama ahli level tertinggi yang pernah dimiliki umat Islam, mereka bekerja siang malam untuk menghasilakn sistem fiqih Islami yang siap pakai serta user friendly. Meninggalkan mazhab-mazhab itu sama saja bikin kerjaan baru, yang hasilnya belum tentu lebih baik.

Akan tetapi boleh saja kalau ada dari putera puteri Islam yang secara khusus belajar syariah hingga ke level yang jauh lebih dalam lagi, lalu suatu saat merumuskan mazhab baru dalam fiqih Islami.

Namun seorang yang tingkat keilmuwannya sudah mendalam semacam Al-Imam al-Ghazali rahimahullah sekalipun tetap mengacu kepada salah satu mazhab yang ada, yaitu mazhab As-Syafi’iyah. Beliau tetap bermazhab meski sudah pandai mengistimbath hukum sendiri. Demikian juga dengan beragam ulama besar lainnya seperti Al-Mawardi, An-Nawawi, Al-’Izz bin Abdissalam dan lainnya.

Wallahua'alam...

*Note: Sumber Mazhab dalam islam : http://assunnah.or.id

Sunday, March 6, 2011

Rasulullah S.A.W Memberitahu Tentang Dajjal.

Pada suatu pagi Rasullullah berbincang dengan para sahabatnya mengenai Dajjal, kadang kala beliau meninggikan suaranya dan kadang kala merendahkan suaranya, sehingga kami merasa seolah-olah kami berada di dalam kelompok lebah.

Petang hari kami yang mendengar cerita Rasullullah pergi ke rumah Rasullullah, beliau telah tahu tentang soalan kami. Tanya Rasullullah; "Apa khabar kamu semua", jawab kami "Baik", tapi kami hendak bertanya mengenai Dajjal, dan mengapa apabila Rasullullah berbicara, kadang kala suara Rasullullah tinggi dan kadang kala rendah ?. Jawab Rasullullah; "Bukan dajjal yang mengkhutirkanku terhadap kamu semua, jika dia muncul dan aku masih berada di antara kamu tentu aku akan membela kamu terhadapnya. Dan jika dia muncul, sedangkan aku tidak berada disamping kamu, maka umat manusia akan menjadi pembela atas dirinya sendiri, dan Allah Taala pengantiku menjadi pembela atas setiap orang muslim".

Dajjal pemuda berambut kerinting, matanya sepet. Aku lebih suka mengatakannya serupa dengan Abdul Uzza bin Qathan. Barang siapa di antara kamu bertemu dengannya, hendaklah dibacakan padanya permulaan surah Al-Kahfi. Dia akan muncul di suatu tempat sunyi antara Syam dan Iraq. Lalu dia akan merusak ke kanan dan ke kiri. Wahai hamba Allah kerana itu teguhkan pendirian kamu!.

Tanya kami; "Berapa lamakah Dajjal akan tinggal di bumi ?", jawab Rasullullah : "Selama empat puluh hari, satu hari sama seperti setahun, satu hari seperti sebulan, satu hari seperti sepekan dan selebihnya seperti hari-hari kamu sekarang". Tanya kami; "Ya Rasullullah, ketika sehari seperti setahun, cukupkah kalau kami solat seperti solat sekarang ?", jawab Rasullullah; "Tidak" tetapi hitunglah bagaimana pantasnya. Berapakah kecepatannya di bumi ?" jawab Rasullullah; Seperti hujan ditiup angin.

Dia mendatangi suatu, maka diajaknya kaum itu supaya beriman kepadanya, lalu mereka beriman kepadanya dan mematuhi segala perintahnya. Di perintahkan langit supaya hujan, maka turunlah hujan. Maka diperintahkan bumi supaya subur, maka suburlah tumbuhan-tumbuhan. Bila hari sudah petang, ternakan mereka akan pulang ke kandang dalam keadaan lebih gemuk dan dengan susu yang lebih besar kerana cukup makan.

Kemudian didatangi kaum yang lain dan diajaknya supaya mereka beriman kepadanya tetapi mereka menolak ajarannya, maka dia berlalu dari mereka. Besok pagi negeri mereka menjadi kering kontang dan habis semua kekayaan mereka. Kemudian katanya; "Keluarkan perbendaharaanmu!" maka keluarlah seluruh kekayaan negeri itu dan pergi mengikuti Dajjal seperti pemimpin lebah diikuti rakyatnya.

Kemudian dipanggilnya seoarang pemuda remaja lalu dibelah dengan pedangnya sehingga anak muda itu terbelah dua dan belahannya itu di lempar sejauh anak panah dipanahkan. Dajjal memanggil tubh yang terbelah itu kembali, dia datang seutuhnya dan dengan wajah yang berseri-seri sambil ketawa.

Sementara Dajjal asyik dengan perbuatannya yang merosak, maka Allah Taala menurunkan Nabi Isa Al-Masih Ibnu Maryam. Dia diturunkan Allah dekat menara Putih sebelah timur Damsyik dengan memakai dua pakaian berwarna, berpegang pada dua sayap malaikat. Apabila dia menundukkan kepala hujan akan turun, dan apabila dia mengangkat kepala, berjatuhan daripadanya biji-bijik perak bagaikan mutiara. Orang kafir tidak boleh mencium bau nafasnya, sesiapa yang kena bau nafasnya akan terus mati. Bau nafasnya boleh dirasa sejauh mata memandang, maka Nabi Isa a.s. akan mencari Dajjal. Dan Isa bertemu Dajjal di pintu gerbang kota lid (sebuah kota dekat Baitul Maqdis), lalu dibunuhnya Dajjal tersebut.

Kemudian Isa menghampiri kaum yang dipelihara Allah dari kejahatan Dajjal. Maka diusapnya mereka dan dikhabarkan kepada mereka kedudukannya di syurga. Allah mewahyukan kepada Isa a.s. "Aku akan mengelurkan hamba-hambaku yang tidak terkalah oleh sesiapa pun, kerana itu selamatkanlah hamba-hambaku yang soleh ke bukit", lalu Allah Taala mengeluarkan Ya'juj dan Ma'juj.

Mereka turun melanda dari tempat tinggi. Gelombang pertama melewati telaga Thiber, lalu mereka minum habis telaga tersebut. Kemudian datang pula satu kumpulan yang lain, kata mereka; "Sesungguhnya dahulu ada air di sini". Nabi Isa dan para sahabatnya terkepung, sehingga sebuah kepala sapi lebih berharga bagi mereka dari seratus dinar bagi seorang kamu pada hari ini (kerana kekurangan makanan).

Maka nabi Isa a.s. dan pengikutnya memohon kepada Allah s.w.t semoga Allah Taala menghancurkan Ya'juj dan Ma'juj. Maka Allah s.w.t mengirimkan kepada mereka penyakit hidung seperti ada haiwan-haiwan sehingga mereka mati semuanya.

Kemudian Nabi Isa dan para sahabatnya turun ke bumi. Tetapi tidak sejengkal tanah pun di dapati melainkan penuh dengan bangkai-bangkai busuk. nabi Isa dan para sahabatnya mendoa kepada Allah s.w.t semoga sudi menghilangkan bangkai-bangkai yang busuk itu. Maka Allah s.w.t mengirimkan burung-burung sebesar unta lalu di angkut bangkai-bangkai tersebut dan dilemparkan ke tempat yang diperintahkan Allah s.w.t.

Kemudian Allah menurunkan hujan, sehingga walaupun rumah-rumah tanah liat dan rumah-rumah bulu dibersihkannya. Sehingga bumi kelihatan seperti kaca, kemudian Allah perintahkan kepada Bumi; "Tumbuhkan tumbuhan-tumbuhan dan kembali keberkatan mu!"

Ketika itu sekumpulan keluarga, kenyang memakan sebuah delima dan mereka dapat berteduh di bawah kulitnya. Rezeki mereka sangat berkah, sehingga susu unta cukup untuk orang sekampung, susu sesekor sapi cukup untuk orang satu kabilah, susu seekor kambing cukup untuk sekeluarga terdekat.

Ketika itu mereka berada dalam keredaan Allah Taala. Tiba-tiba Allah mengirimkan angin yang baik memasuki ketiak mereka, maka tercabutlah roh setiap mukmin dan orang muslim. Maka tinggal orang-orang jahat belaka, mereka bercampur baur seperti kaldai, maka dengan itu terjadilah hari kiamat.

*Note: Dipetik dari buku "Himpunan Cerita-Cerita Wanita dan Laki-Laki Dalam Al-Quran dan Hadis", Jilid 1, masa. 52. © Hakcipta Terpelihara 1991, Syarikat Nurulhas.